Kamis, 21 Juli 2016

Mengenal Istana Kepresidenan Tampak Siring Bali







Istana Tampaksiring  terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Nama Tampaksiring berasal dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu "tampak" dan "siring", yang masing-masing bermakna telapak dan miring. Istana ini dibangun pada masa Indonesia telah merdeka oleh Ir.soekarno dan lahan pembangunan istana ini adalah pemberian dari Raja Gianyar.  Kelima istana lainnya merupakan bangunan yang telah berdiri sejak jaman kolonialisme Belanda, antara lain Istana Negara dan Istana Merdeka (Jakarta), Istana Bogor (Bogor), Istana Cipanas (Cipanas), serta Gedung Agung (Yogyakarta). Dari keenam istana kepresidenan, Istana Tampaksiring mempunyai sejarah unik karena lima istana lainnya dibangun dengan gaya arsitektur Eropa, maka Istana Tampaksiring sangat  kental dengan ciri ke Indonesiaan dan nuansa lokal Bali.
Istana ini didirikan karena Presiden Soekarno yang menginginkan adanya tempat peristirahatan yang hawanya sejuk jauh dari keramaian kota. Pembangunan istana kepresidenan ini terbagi ke dalam dua masa, yaitu tahun 1957 dan 1963. Pada tahun 1957, di kompleks ini dibangun Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira. Sementara pada tahun 1963, pembangunan tahap kedua merampungkan dua gedung utama lainnya, yaitu Wisma Negara dan Wisma Bima, serta satu Gedung Serba Guna (gedung konferensi).
WISMA MERDEKA

Pada Wisma Merdeka, pengunjung dapat melihat Ruang Tidur Presiden, Ruang Tidur Keluarga, Ruang Tamu, serta Ruang Kerja. Di gedung ini wisatawan juga dapat melihat hiasan-hiasan berupa patung serta lukisan-lukisan pilihan.

WISMA NEGARA
Sementara di Wisma Negara, para pengunjung dapat menyaksikan sebuah bangunan untuk menerima para tamu negara. Antara Wisma Merdeka dan Wisma Negara terdapat jembatan yang menghubungkan antara kedua bangunan tersebut, sehingga jembatan ini juga dikenal dengan nama Jembatan Persahabatan.


WISMA BIMA
Wisma Yudhistira merupakan tempat menginap rombongan kepresidenan maupun rombongan tamu Negara seperti halnya para menteri. Wisma ini yang terletak di tengah kompleks Istana Tampak Siring. Sedangkan Wisma Bima biasanya digunakan sebagai tempat istirahat para pengawal presiden maupun pengawal tamu negara. Gedung lain yang tak kalah penting adalah Gedung Konferensi. Gedung ini sengaja dibangun untuk keperluan rapat kabinet, jamuan makan malam tamu kenegaraan, serta konferensi-konferensi penting.

Di wilayah Istana Tampak Siring bukan hanya bangunan saja, melainkan juga terdapat tumbuhan, hewan-hewan, kolam, maupun tempat ibadah orang Bali. Seperti Pohon Leci yang telah berusia ratusan tahun, beberapa ekor rusa yang didatangkan dari Istana Bogor.
PRASASTI TIRTHA EMPUL
                 
RUSA ISTANA TAMPAK SIRING
Adapun jalan aspal di bawah Jembatan Persahabatan dipergunakan oleh masyarakat untuk mencapai kolam Tirta. Kolam utama Tirta Empul sendiri tidak boleh dipakai untuk mandi dan hanya bisa diziarahi oleh orang yang berpakaian adat Bali.
Dan sampai saat ini istana yang megah ini belum digunakan atau didatangi oleh bapak presiden saat ini, yaitu bapak Ir. Jokowi dodo. Bahkan wakil presidennya saja pernah mendatangi istana ini dengan bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada masa kepresidenanya. Mungkin karena sibuknya tugas kepresidenan.







Di dalam Istana Tampak Siring terdapat tata tertib yang harus dipatuhi oleh pengunjung Istana.
TATA TERTIB BERKUNJUNG DI ISTANA TAMPAK SIRING
FOTO SAAT DI DEPAN PINTU MASUK GERBANG ISTANA TAMPAK SIRING
(14 APRIL 2016)
FOTO SAAT DI DEPAN PINTU MASUK GERBANG ISTANA TAMPAK SIRING 
(14 APRIL 2016)

FOTO SAAT DI DEPAN PINTU MASUK GERBANG ISTANA TAMPAK SIRING 
(14 APRIL 2016)

FOTO SAAT DI DEPAN PINTU MASUK GERBANG ISTANA TAMPAK SIRING 
(14 APRIL 2016)