Istana Tampaksiring terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan
Tampaksiring,
Kabupaten
Gianyar, Bali. Nama Tampaksiring berasal dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu "tampak" dan "siring",
yang masing-masing bermakna telapak dan miring. Istana ini dibangun
pada masa Indonesia telah merdeka oleh Ir.soekarno dan lahan pembangunan istana
ini adalah pemberian dari Raja Gianyar. Kelima istana lainnya merupakan bangunan yang telah berdiri sejak jaman
kolonialisme Belanda, antara lain Istana Negara dan Istana Merdeka (Jakarta),
Istana Bogor (Bogor), Istana Cipanas (Cipanas), serta Gedung Agung (Yogyakarta). Dari keenam istana
kepresidenan, Istana Tampaksiring mempunyai sejarah unik karena lima istana
lainnya dibangun dengan gaya arsitektur Eropa, maka Istana Tampaksiring
sangat kental dengan ciri ke Indonesiaan dan nuansa lokal Bali.
Istana ini didirikan karena Presiden Soekarno yang menginginkan adanya tempat peristirahatan yang
hawanya sejuk jauh dari keramaian kota. Pembangunan istana
kepresidenan ini terbagi ke dalam dua masa, yaitu tahun 1957 dan 1963. Pada
tahun 1957, di kompleks ini dibangun Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira.
Sementara pada tahun 1963, pembangunan tahap kedua merampungkan dua gedung
utama lainnya, yaitu Wisma Negara dan Wisma Bima, serta satu Gedung Serba Guna
(gedung konferensi).
WISMA MERDEKA |
Pada Wisma Merdeka, pengunjung dapat
melihat Ruang Tidur Presiden, Ruang Tidur Keluarga, Ruang Tamu, serta Ruang
Kerja. Di gedung ini wisatawan juga dapat melihat hiasan-hiasan berupa patung
serta lukisan-lukisan pilihan.
WISMA BIMA |
Wisma
Yudhistira merupakan tempat menginap rombongan kepresidenan maupun rombongan
tamu Negara
seperti halnya para menteri. Wisma ini yang
terletak di tengah kompleks Istana Tampak Siring. Sedangkan Wisma Bima biasanya
digunakan sebagai tempat istirahat para pengawal presiden maupun pengawal tamu
negara. Gedung lain yang tak kalah penting adalah Gedung Konferensi. Gedung ini
sengaja dibangun untuk keperluan rapat kabinet, jamuan makan malam tamu
kenegaraan, serta konferensi-konferensi penting.
Di wilayah Istana Tampak Siring bukan hanya bangunan saja, melainkan
juga terdapat tumbuhan, hewan-hewan, kolam, maupun tempat ibadah orang Bali. Seperti
Pohon Leci yang telah berusia ratusan tahun, beberapa ekor rusa yang
didatangkan dari Istana Bogor.
PRASASTI TIRTHA EMPUL |
RUSA ISTANA TAMPAK SIRING |
Adapun jalan aspal di bawah Jembatan Persahabatan
dipergunakan oleh masyarakat untuk mencapai kolam Tirta. Kolam utama Tirta
Empul sendiri tidak boleh dipakai untuk mandi dan hanya bisa diziarahi oleh
orang yang berpakaian adat Bali.
Dan sampai saat
ini istana yang megah ini belum digunakan atau didatangi oleh bapak presiden
saat ini, yaitu bapak Ir. Jokowi dodo. Bahkan wakil presidennya saja pernah
mendatangi istana ini dengan bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada masa
kepresidenanya. Mungkin karena sibuknya tugas kepresidenan.
Di dalam Istana
Tampak Siring terdapat tata tertib yang harus dipatuhi oleh pengunjung Istana.
TATA TERTIB BERKUNJUNG DI ISTANA TAMPAK SIRING |
FOTO SAAT DI DEPAN PINTU MASUK GERBANG ISTANA TAMPAK SIRING (14 APRIL 2016) |
FOTO SAAT DI DEPAN PINTU MASUK GERBANG ISTANA TAMPAK SIRING (14 APRIL 2016) |
FOTO SAAT DI DEPAN PINTU MASUK GERBANG ISTANA TAMPAK SIRING (14 APRIL 2016) |
FOTO SAAT DI DEPAN PINTU MASUK GERBANG ISTANA TAMPAK SIRING (14 APRIL 2016) |